Sistem Politik dari Kemenangan Macron


Sistem Pemerintahan di Perancis

Republik Perancis atau yang dikenal dengan nama The Fifth Republic memiliki bentuk dual pemerintahan yakni gabungan sistem parlementer dengan sistem presidensiil. Baik Perdana Menteri maupun Presiden sama sama memiliki peran aktif dalam menjalankan roda pemerintahan. Model pemerintahan ini berbeda dengan model parlementer umumnya dimana jabatan Presiden dipilih melalui pemilu disamping juga berbeda dengan model pemerintahan presidensil umumnya. Institusi-institusi yang ada saat ini adalah bentukan konstitusi Republik Kelima yang merupakan hasil referendum nasional di tahun 1958. Konstitusi ini secara signifikan memperkuat kekuatan kewenangan yang dipegang oleh Eksekutif (Pemerintah dan Presiden) dan di satu sisi juga membatasi atau mengurangi kewenangan yang dimiliki oleh lembaga legislatif.

Sistem Politik di Perancis

Sistem politik Perancis menganut sistem dwi partai yang saling bertentangan satu sama lain. Partai sayap kanan yang dikenal dengan Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat melawan partai sayap kiri yang dikenal dengan Partai Sosialis Perancis. Dalam perjalanannya, partai dari sayap kanan yakni Partai Persatuan untuk Gerakan Rakyat mempunyai Peran dominant di Perancis.

Kemenangan Macron terhadap Uni Eropa

Kemenangan Emmanuel Macron dalam pilpres Prancis baru-baru ini disambut positif oleh dunia. Banyak sekali tokoh-tokoh penting dunia yang memberikan ucapan selamat kepada macron. Contohnya seperti, Mantan Presiden Amerika Serikat yani Barac Obama, yang Kemudian disusul pemimpin Eropa lainnya, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande. Begitu juga dengan pemimpin non-Eropa, seperti Presiden AS Donald Trump, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden Tiongkok, menyampaikan selamat kepada presiden termuda Prancis tersebut. Sejumlah tokoh dunia seperti Hillary Clinton dan Barack Obama juga menyampaikan ucapan selamat kepada presiden terpilih Prancis.

Aura positif terhadap kemenangan Macron juga terpancar pada kegiatan pasar modal dunia. Hal ini bsa dilihat dari stabilnya indeks saham di Eropa, bahkan meningkat sedikit. 

Jika Marine Le Pen menang, maka ada kemungkinan pasar dunia akan melesu. Pasalnya, Le Pen anti Uni Eropa dan anti-globalisasi. Tak heran hampir seluruh dunia menyambut kemenangan Macron dengan positif lantaran ini menyelamatkan Uni Eropa dari perpecahan. Jika Prancis keluar gara-gara Le Pen menang, maka ini akan menjadi perceraian kedua UE dengan negara Eropa. Sebelumnya Inggris memutuskan keluar dari persekutuan tersebut.

Bagaimanapun kemenangan Macron merupakan hal yang sangat diharapkan masyarakat internasional. Pasalnya, jika hasilnya lain, maka diperkirakan terjadi bencana politik. Dari pilihan yang ada, antara capres globalis Macron dan antiglobalisasi Le Pen, hanya Macron yang bisa memberikan angin segar untuk Eropa. Rivalnya, Le Pen dinilai hanya akan menciptakan "bencana baru" bagi Eropa dan juga dunia. Sebab sikapnya yang antiimigran dan anti-Uni Eropa.

Presiden Prancis terpilih Emmanuel Macron tercatat sebagai presiden termuda di duniasaat ini. Dia juga bahkan termuda dalam sejarah Prancis karena dalam usianya yang baru 39 tahun, dia akan resmi menjadi kepala negara. Macron menang dalam pemilu 7 Mei 2017 dengan 66,06 persen suara mengalahkan Marine Le Pen yang meraih 33,04 suara.

Pria kelahiran 21 Desember 1977 belakangan ini juga ramai dibicarakan karena dia menikah dengan wanita yang berprofesi sebagai guru, Brigitte Trognieux, pada 2007. Brigitte kini berusia 64 tahun dan sebelum dinikahi Macron, dia janda beranak tiga. Macron akan dilantik 14 Mei 2017 di Istana Elysee. Dia menggantikan Presiden Francois Hollande yang berusia 62 tahun dan juga seniornya dari Partai Sosialis. 

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top