Pengaruh Lingkungan Terhadap Sistem Politik

     Konsep system politik bisa lebih kita kenal dengan istilah “pendekatan tingkah laku” dikarenakan mengemukakan “tingkah laku politik” yang menjadi focus utama penelitian, selain itu juga menekankan struktur dan fungsi tingkah laku. 

     Konsep “system” politik itu seperti mahluk hidup, yang terdiri dari bagian-bagian dan komponen-komponen yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam berinteraksi, terdapat dua ciri yaitu, setiap perubahan dalam suatu bagian dalam system tersebut akan mempengaruhi keseluruhan sistemnya. Dan ketika system tersebut bekerja dalam suatu lingkungan yang lebih luas, aka nada batasan antara system dengan lingkungan. System akan melakukan interaksi dengan lingkungan dan lingkungan lah yang mempengaruhinya.

     Konsep system politik dapat diterapkan pada situasi yang konkrit, seperti Negara (dalam kesatuan besar) dan Kota (dalam kestuan yang lebih kecil). Konsep system politik dalam situasi konkrit seperti Negara, mendasarkan studinya tentang gejala-gejala politik dalam tingkah laku masyarakat. Tingkah laku politik dianggap seperti sebagian besarnya dari tingkah laku social. Masyarakat merupakan suatu system social yang terdiri dari beberapa macam proses. Gejala politik merupakan bagian dari proses tersebut. Didalam proses tersebut, gejala politik memiliki kumpulan proses tersendiri yang berbeda dengan proses-proses yang lainnya. Inilah yang dinamakan system politik.

     Dalam konsep system politik sering kita menemukan istilah seperti proses, struktur dan fungsi. Proses adalah suatu pola yang berhubungan dengan social dan politik yang manusia buat untuk mengatur hubungan satu sama lain. Lembaga-lembaga Negara seperti parlemen, partai politik, birokrasi merupakan cerminan struktur tingkah laku. 

     System politik menyelenggarakan fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsi tersebut ialah membuat keputusan-keputusan kebijaksanaan yang mengikat mengenai alokasi dari nilai-nilai yang bersifat materiil maupun non-materiil. Keputusan dan kebijaksanaan tersebut diarahkan guna tercapainya tujuan dan keinginan masyarakat. System politik menghasilkan “output” berupa kebijakan. Jadi, system politik tujuan-tujuan masyarakatnya dirumuskan lalu di proses hingga menjadi sebuah keputusan dan kebijakan. 


     Dalam system politik, prosesnya dapat dijelaskan sebagai input dan output. Dapat dilihat dari suatu pola tertentu dalam hubungan dan interaksi dalam system politik dan lingkungan. Input (berasal dari lingkungan) adalah dukungan, tuntutan serta aspirasi yang datang dari masyarakat. Tuntutan ini dapat berkenaan dengan barang dan pelayanan (misalnya upah, hukum ketenagakerjaan, jalan, sembako), berkenaan dengan regulasi (misalnya keamanan umum, hubungan industrial), ataupun berkenaan dengan partisipasi dalam sistem politik (misalnya mendirikan partai politik, kebebasan berorganisasi). Tuntutan yang sudah terstimulasi kemudian menjadi tugas bagi aktor-aktor di dalam sistem politik yang bersiap untuk menentukan masalah yang penting untuk didiskusikan melalui saluran-saluran yang ada di dalam sistem politik. Di sisi lain, dukungan merupakan tindakan atau orientasi untuk melestarikan ataupun menolak sistem politik. Jadi, secara sederhana dapat disebutkan bahwa dukungan memiliki dua corak yaitu positif (forwarding) dan negatif (rejecting) kinerja sebuah sistem politik. 

     Dalam system politik ini, input akan dikelola menjadi output. Output berupa keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang asalnya dari pemerintah. Output ini pada kondisi lebih lanjut akan memunculkan umpan balik atau feedback, baik dari kalangan dalam sistem politik maupun lingkungan. Reaksi ini akan diterjemahkan kembali ke dalam format tuntutan dan dukungan, dan secara lebih lanjut meneruskan kinerja sistem politik. Demikian proses kerja ini berlangsung dalam pola siklis.

     Budaya politik merupakan salah satu aspek terpenting dalam system politik yang mencerminkan factor subyektif. Budaya politik adalah keseluruhan dari pandangan-pandangan politik, seperti halnya norma. Bentuk dari budaya politik suatu masyarakat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan system, dari agama yang terdapat dalam lingkungan masyarakat, kesukuan, status social, konsep mengenai kekuasaan, kepemimpinan, dan sebagainya. 

     System politik terdapat 4 variabel:
1. Kekuasaan: kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. caranya untuk mencapai suatu hal yang diingikan.
2. Kepentingan: tujuan atau hal yang dikejar oleh pelaku-pelaku yang memiliki kepentingan, atau kelompok politik
3. Kebijaksanaan: dari interaksi antara kekuasaan dan kepentingan membuahkan hasil yang dinamakan kebijaksanaan. Biasanya berbentuk undang-undang
4. Budaya politik: orientasi subyektif dari individu terhadap system politik.

     konsep-konsep yang mengaplikasikannya pada kegiatan politik konkrit dengan menegaskan hal-hal sebagai berikut:

  • Masyarakat terdiri atas seluruh sistem yang terdapat di dalamnya serta bersifat terbuka;
  • Sistem politik adalah seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial, dengan mana nilai-nilai dialokasikan ke dalam masyarakat secara otoritatif. 
  • Lingkungan terdiri atas intrasocietal dan extrasocietal.

     Lingkungan intrasocietal terdiri atas lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luarbatasan sistem politik tetapi masih di dalam masyarakat yang sama. Lingkungan intrasocietal terdiri atas:

  • Lingkungan ekologis (fisik, nonmanusia). Misal dari lingkungan ini adalah kondisi geografis wilayah yagng didominasi misalnya oleh pegunungan, maritim, padang pasir, iklim tropis ataupun dingin;
  • Lingkungan biologis (berhubungan dengan keturunan ras). Misal dari lingkungan ini adalah semitic, teutonic, arianic, mongoloid, skandinavia, anglo-saxon, melayu, austronesia, caucassoid dan sejenisnya;
  • Lingkungan psikologis. Misal dari lingkungan ini adalah postcolonial, bekas penjajah, maju, berkembang, terbelakang, ataupun superpower; dan
  • Lingkungan sosial. Misal dari lingkungan ini adalah budaya, struktur sosial, kondisi ekonomi, dan demografis.

     Lingkungan extrasocietal adalah bagian dari lingkungan fisik serta sosial yang terletak di luar batasan sistem politik dan masyarakat tempat sistem politik berada. Lingkungan extrasocietal terdiri atas:

  • Sistem Sosial Internasional. Misal dari sistem sosial internasional adalah kondisi pergaulan masyarakat dunia, sistem ekonomi dunia, gerakan feminisme, gerakan revivalisme Islam, dan sejenisnya, atau mudahnya apa yang kini dikenal dalam terminologi International Regime (rezim internasional) yang sangat banyak variannya.
  • Sistem ekologi internasional. Misal dari sistem ekologi internasional adalah keterpisahan negara berdasar benua (amerika, eropa, asia, australia, afrika), kelangkaan sumber daya alam, geografi wilayah berdasar lautan (asia pasifik, atlantik), isu lingkungan seperti global warming atau berkurangnya hutan atauparu-paru dunia.
  • Sistem politik internasional. Misal dari sistem politik internasional adalah PBB, NATO, ASEAN, ANZUS, Europa Union, kelompok negara-negara Asia Afrika, blok-blok perdaganan dan poros-poros politik khas dan menjadi fenomena di aneka belahan dunia. Termasuk ke dalam sistem politik internasional adalah pola-pola hubungan politik antar negara seperti hegemoni, polarisasi kekuatan, dan tata hubungan dalam lembaga-lembaga internasional.


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top